Himatika Vektor UM 9 fi malang saya mau laporan juga

Matematika Berkarya – Malang, Saya Mau Laporan (Juga).

Malang, Saya Mau Laporan (Juga).

Oleh: Sar

S1 Pendidikan Matematika/2019

 

Laporan ini saya buat kepada Malang, kota yang tak pernah saya kunjungi, tapi merupakan kota yang sedang ditempati perempuan yang saya sayangi. Malang, semoga ketika tulisan ini dibaca, kamu sedang hangat-hangatnya. 

Saya dengar perempuan itu menulis laporan kepadamu. Isinya tentang saya, ya? Kalau boleh, bisa bocorkan isinya? Saya bingung sekali dengan isi kepalanya. Mau dipikir bagaimanapun, saya tidak pernah tahu jalan pikirannya.

Oh iya, laporan ini saya tulis di Bandung, tepatnya di sebuah tempat penginapan di daerah Lembang. Iya, saya sedang pergi berlibur. Saya tulis di pukul sepuluh malam sambil mendengarkan lagu Sadd milik Emir Hermono. Saya tulis seadanya karena saya tidak pandai merangkai kata. Nilai Bahasa Indonesia saya selalu di bawah rata-rata ketika masih sekolah.

Begini mudahnya, saya jatuh dengan terlalu pada perempuan yang celotehnya berantakan itu. Sungguh, perlu usaha besar untuk memahami isi pesannya yang berantakan. Ia sering lupa menulis tanda baca pada setiap pesan teks sepanjang tiga sampai empat paragraf karena terlalu semangat bercerita. 

Pernah pada suatu hari kami bertukar cerita lewat gawai masing-masing, saya hendak bertanya kabar, tetapi tiba-tiba ia bertanya kira-kira dimana lokasi tenggelamnya atlantis. Saya bungkam detik itu juga. Pada panggilan telepon yang lain, ia pernah menceritakan kisah Alexander agung di sela-sela kesibukannya mengerjakan tugas. Saya bingung, saya tidak tahu siapa Alexander yang dimaksud. Berkatnya, saya menjelajahi internet untuk membaca biografi singkat Alexander the great sampai larut malam.

Unik. Saya jadi tertarik.

Kata perempuan itu, pertemuan kami cukup konyol, jadi tidak boleh diceritakan. Dilarang demikian membuat saya jadi ingin menceritakannya. Tapi tentu, kali ini saya akan tetap merahasiakannya. Saya takut perempuan itu akan marah dan mendiamkan saya beberapa hari tanpa kabar. Saya takut rindu. 

Pada jeda liburan yang cukup panjang, kami bertemu di sebuah kota yang bagi sebagian orang cukup romantis; Yogyakarta.

Perempuan itu pernah menulis kisah tentang Yogyakarta dan salah satu kutipannya yang saya ingat adalah; “Bagi sebagian orang, Yogyakarta adalah kota yang syarat akan kata romantis. Tapi bagiku, ruang romantis adalah ketika dua insan yang saling mencinta bisa bersama.”

Begini, saya pun bingung kenapa bisa luluh pada perempuan yang sukanya mengeluh itu. Ia seringkali tidur larut malam, melewatkan jam makan siang, menangisi tokoh fiksi yang tidak jelas asalnya, dan hilang berhari-hari ketika sedang marah. Yang pasti saya sering risau kalau dia tidak mengabari. Intinya, ia selalu punya cerita menarik untuk dilirik. Saya jadi terhibur ketika mendengarnya. 

Pernah suatu waktu Ibu saya bertanya-tanya mengapa saya jadi lebih sering tersenyum sambil melihat layar gawai. Ketika saya menceritakan alasannya, ibu menarik kesimpulan dengan cepat;

“Oh, kamu sedang jatuh cinta rupanya.”

Saya bingung kenapa ibu menyimpulkan demikian, tapi saya juga tidak menyangkal. Setelah kesimpulan singkat yang ibu utarakan, rasanya saya seperti dikelilingi kupu-kupu. Saya salah tingkah.

Malang, sekian laporan dari saya yang saat ini sedang tersenyum karena mengingat setiap kejadian kecil yang perempuan itu lakukan. Sekarang kamu paham ‘kan kenapa saya harap kamu sedang hangat-hangatnya?

Iya, saya jatuh cinta, dan saya tidak mau perempuan yang saya cintai itu membaca laporan ini sambil menggigil kedinginan. 

Laporan ini saya tulis dan saya kirimkan melalui surel dengan kesadaran penuh kepada kota Malang. Tolong diterima dan diteruskan kepada perempuan saya.

Bumi, 2022.

—Malv, yang kemarin dilaporkan secara diam-diam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top