Himatika Vektor UM 4 1

Matematika Berkarya – Takut

Takut

Ole: Sar (Urgreenteatalk)

S1 Pendidikan Matematika/2019

 

Ibu, ini surat singkat sederhana dari anakmu yang paling penakut. Tolong dibaca perlahan dengan hati yang ringan.

Ibu, maaf, ya? Anakmu yang ini seorang penakut yang sering lari bersembunyi di sudut ruangan.

Ibu, aku sudah pernah cerita? Perihal aku yang takut ketika berhadapan dengan lelaki dewasa? Aku takut, Bu. Takutnya, aku akan mendapatkan tamparan keras di pipi kiriku, sama seperti ketika ayah melampiaskan marahnya padaku di masa lalu.

Ibu, aku juga takut ketika berhadapan dengan remaja lelaki seumuranku. Aku takut pada tatapan jijik yang mereka lemparkan padaku. Mereka memandangku selayaknya manusia yang tidak pantas hidup.

Ibu, aku pun juga takut ketika berhadapan dengan wanita tua seumuranmu. Aku takut mereka akan melemparkan segala makian dan sumpah serapah tepat di depan wajahku.

Ibu, anakmu ini penakut.

Tanganku sering bergetar hebat ketika seseorang tengah berjalan di belakangku. Takut mereka akan menyentuhku sembarangan seperti dulu.

Napasku sering tercekat ketika seseorang meninggikan suaranya padaku.

Dadaku sesak ketika orang-orang melemparkan tatapan hina padaku.

Ibu, anakmu ini banyak takutnya. Dunia rupanya tempat dimana semua ketakutanku bermuara.

Ibu, anakmu ini banyak takutnya. Anakmu ini, paling takut menghadapi dunia.

Ibu, waktuku hampir habis dan suratku kian penuh. Maaf surat ini isinya penuh keluh.

Ibu, aku boleh menyerah? Aku takut. 

Ibu, aku pamit berserah, sudah ada yang menjemput.

Ibu, aku akan berhenti berkeluh kesah, karena kini, takutku telah hanyut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top